Indonesia Water Institute Memperingati World Water Day 2021

Dalam menyambut World Water Day 2021 yang bertemakan Valuing Water, IWI melakukan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Diskusi Online Youth World Water Day, Public Competition dan Webinar World Water Day.  Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan secara online.  IWI mengangkat isu krisis air bersih yang saat ini terjadi di sekitar kita akibat tidak seimbangnya antara kebutuhan konsumsi air dengan supply air yang ada yang didukung dengan terjadinya perubahan iklim dan pencemaran lingkungan sebagai topik pada kegiatan yang dilakukan.

Diskusi online dilakukan secara bertahap dengan mengundang partisipan dari jenjang SMA dan Perguruan Tinggi dan diadakan 3 kali diskusi online.  Pada diskusi online ke-1 yang diadakan pada hari Jumat, 22 Januari 2021, IWI mengundang Mahasiswa/i Universitas se-Jakarta.  Sesi diskusi online ke-1 dimoderatori oleh Madina Rain Firdaus dari IWI dan para pembicara adalah Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc. selaku Pendiri dan Pemimpin IWI membawakan materi terkait kondisi eksisting krisis air di Jakarta, Dede Ruslan selaku Founder Sahabat Lingkungan (SaLing) membawakan materi tentang sudut pandang dari organisasi dan potensi yang dimiliki generasi muda untuk mengangkat isu krisis air melalui social media dan Mutiara Firanty selaku Wakil Ketua Eksternal Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan (IMTLI) membawakan materi tentang opini dari sudut pandang mahasiswa.  Dalam diskusi ini terdapat juga opini dari perwakilan partisipan.  Windu Fajar Arum dari Universitas Bakrie memberikan opini bahwa upaya yang dapat dilakukan yaitu membangun instalasi RWH (Rainwater Harvesting) pada daerah yang kurang terlayani air bersih, aktif ikut serta dalam kegiatan penjagaan sungai dan mengadakan program kreatifitas bekerja sama dengan dosen dan Alloysisus Pamurda Dhika M. dari Universitas Indonesia memberikan opini bahwa upaya yang dapat dilakukan yaitu mengikuti lomba terkait isu lingkungan yang dapat menjadi solusi untuk diberikan kepada pemerintah maupun instansi lainnya dengan mengkampanyekan isu tersebut lewat media sosial.


Selanjutnya, pada diskusi online ke-2 yang diadakan pada hari Jumat, 17 Februari 2021, IWI mengusung tema How Can the Youth Contribute.  Diskusi online ke-2 ini IWI mengundang Mahasiswa/I Universitas se-Indonesia.  Sesi diskusi online ­ke-2 ini dimoderatori oleh Mutiara Firanty selaku Wakil Ketua Eksternal IMTLI dan para pembicara adalah Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc. selaku Pendiri dan Pemimpin IWI membawakan materi terkait jalan panjang Indonesia hadapi krisis air bersih, Radityo Anjaringrat, S.T., M.Sc. selaku Tenaga Ahli Muda Bidang Sumber Daya Air membawakan materi Water and Young Enginers dan Ferren Lillian selaku Research Specialist Meloka Initiative membawakan materi terkait sudut pandangnya sebagai organisasi lingkungan hidup yang dapat mengangkat isu krisis air melalui platform generasi muda.  Seperti halnya diskusi online ke-1, IWI juga memberikan kesempatan bagi partisipan yang ingin memberikan pendapatnya.  Andi Gita Maulidyah I. S. dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mengatakan bahwa krisis air memang sangat nyata terlebih saat pandemi dimana rendahnya tingkat sanitasi dapat menyebabkan penyebaran virus menjadi tinggi.  Na’Im Royyani Aji dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin berujar bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan sungai sebagai sumber air padahal kondisi sudah mengkhawatirkan.  Sebagai generasi muda, kita harus tolong-menolong mengatasi isu krisis air dimana senjata utama adalah edukasi.  Mariyana Husnun dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate memberikan opini bahwa di Ternate krisis air tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena air sudah lancar mengalir dan penanggulangan sejauh ini sudah cukup baik.


Pada diskusi online ke-3 atau yang terakhir yang diadakan pada hari Jumat, 12 Maret 2021, IWI mengusung tema Engaging Youth in The Water Crisis.  Berbeda dengan 2 diskusi online sebelumnya, kali ini peserta berasal dari Siswa/i SMA se-Indonesia dan Mahasiswa/i Universitas se-Indonesia dengan total kehadiran 175 peserta.  Sesi diskusi online ke-3 ini dimoderatori oleh Nadhilah Dhina Shabrina selaku Climate Reality Leader and Co-Initiator @nyala.indonesia dan para pembicara adalah Alloysius Pamurda Dhika M. selaku Wakil Ketua Departemen Lingkungan Hidup BEM UI membawakan materi terkait tantangan generasi muda menghadapi fenomena krisis air bersih dan Aletha Zulham selaku Project Specialist Meloka Initiative membawakan materi terkait krisis air bersih khususnya di masa pandemi.  Pada kesempatan kali ini, Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc. selaku pendiri dan pemimpin IWI memberikan Opening Speech dimana beliau mengingatkan bahwa permasalahan krisis air antara lain mencukupi kebutuhan air bersih karena ketersediaan terbatas, tetapi di sisi lain saat hujan tiba kita mengalami fenomena banjir.  Selain itu, beliau juga mengingatkan bahwa generasi muda harus menjadi pionir agar kita bisa keluar dari permasalahan krisis air.  Generasi muda harus melihat masalah lingkungan perkotaan yang saat ini tengah dihadapi oleh Dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, seperti bencana alam, kelangkaan air baku, pencemaran air, ekstrasi air tanah berlebihan, serta dampak pemanasan global.  Beliau mengajak generasi muda untuk bersama-sama melihat kondisi nyata terpuruknya daya lingkungan saat ini, mulai dari DKI Jakarta yang dapat dijadikan pembelajaran bagi kota-kota lain di Indonesia, karena kondisi dan tantangan tata kelola air yang dihadapi di Ibukota dan beberapa kota-kota besar di Indonesia merupakan isu yang sangat krusial, terutama ketika berbicara dalam menyiapkan masa depan.


Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah kompetisi berupa Public Campaign dan Infographic Competition yang berlangsung 26 Februari 2021 - 14 Maret 2021.  Para Dewan Juri adalah Laras Sabila Putri selaku Manajer Digital Komunikasi Yayasan KEHATI, James Zulfan, S.T., M.Sc. selaku Perekayasa Ahli Muda Kementerian PUPR, Fajar Lukito selaku Business Development Director GATRA Media Group dan Alphonsus Neo selaku Creative and Visual Maker DUAKANVAS Creative dengan kriteria penilaian antara lain adalah orisinalitas karya, kesesuaian isi dengan tema, tata bahasa, penyampaian pesan, kreativitas dan inovasi dan penyajian visual.  Pemenang dari Public Campaign secara berturut-turut adalah Aishanda Vania Aanisah dari SMAN 2 Jember, Tim (Amru, Vira dan Kinan) dari Universitas Airlangga dan Rivanola Fitri dari SMPN 22 Surabaya.  Pemenang dari Infographic Competition secara berturut-turut adalah Brenda Annabel Rosalind dari Universitas Negeri Semarang dengan judul Cintai dengan 3M, Tim (Sarah Zalfa dan Kamila) dari Institute Teknologi Sepuluh November dengan judul Ketersediaan vs Kebutuhan dan Budhi Fatanza Wiratama dari Badan Pusat Statistik dengan judul Bagaimana Jika Air Bersih Habis?.  Para pemenang diumukan pada acara puncak Webinar World Water Day pada Senin, 22 Maret 2021 melalui Zoom Meeting dan Youtube Streaming.

Klik link untuk karya para pemenang : Pemenang Public Competition World Water Day 2021

Puncak acara kegiatan World Water Day adalah Webinar yang diselenggarakan pada tanggal 22 Maret 2021 bertepatan dengan World Water Day itu sendiri.  Webinar ini dimoderatori oleh Dhora Elvira dari Sahabat Daur Ulang, Opening Speech diberikan oleh Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc. selaku Pendiri dan Pemimpin IWI dan para pembicara adalah Prof. Dr. Ir. Eko Winar Irianto, M.T selaku Direktur Bina Teknik SDA Kementerian PUPR, Ibu Tri Mumpuni selaku Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) dan Ir. Puspa Dewi Liman, M.Sc. Selaku Direktur Program TFCA Kalimantan Yayasan KEHATI.  Pada kesempatan ini, Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc. berujar bahwa membangun kesadaran bersama adalah suatu kebutuhan.  Generasi muda sebagai penerus bangsa berkolaborasi menjadi bagian dari solusi permasalah Krisis Air.  Selain itu, pertama kalinta peringatan World Water Day diadakan pada masa pandemi Covid-19.  Mari kita terlindung, sehat dan bangkit menjadi bangsa yang lebih baik dan maju ke depan.  Pada paparannya, Prof. Dr. Ir. Eko Winar Irianto, M.T. mengatakan bahwa langkah Pemerintah dari infrastruktur adalah membangun, menyelesaikan, merevitalisasi bendungan, meningkatkan kapasitas air baku dan kapasitas tampung, mengendalikan daya rusak air, meningkatkan cakupan pelayanan standar kualitas air minum dan meningkatkan kapasitas dan peran penyelenggaraan SPAM.  Berdasarkan neraca air nasional, terjadi kondisi kelangkaan air di Indonesia, khususnya di Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara.  Selanjutnya, Ibu Tri Mumpuni mengatakan bahwa IBEKA telah melakukan proyek-proyek community-based approach dengan memberdayakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.  Dibutuhkan sumber daya lokal dan kontribusi lokal, political stability, good environmental conditions dan good governance.  Pada paparan terakhir, Ir. Puspa Dewi Liman, M.Sc. berkata bahwa lahan basah berfungsi sebagai pemberi kehidupan.  Dengan menjaga air dan lingkungan maka kita juga menjaga banyak makhluk hidup.  Bukan hanya air tapi keterlibatannya terhadap lingkungan juga sangat besar sehingga dibuat konservasi ramsar atau pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan sebagai salah 1 program yang dijalankan KEHATI dan TFCA.  Pembicara dari mahasiswa diwakilkan Alloysius Pamurda Dhika dari Universitas Indonesia, Na’Im Royyani Aji dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin dan Windu Fajar Arum dari Universitas Bakrie dimana mereka rata-rata memahami masalah dan berniat ikut dalam upaya mencegah krisis air dari lingkungan terdekat.


Menyambut World Water Day 2021, IWI bersama Duakanvas memproduksi sebuah film pendek dengan durasi ±11 menit yang menyajikan kondisi real krisis air yang ini tengah dihadapi, beserta upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah serta respon dari para pakar.  Pakar yang dimaksud adalah Dr (HC). Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D selaku Menteri PUPR, Tri Mumpuni selaku Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), M. Alfatih Timur selaku CEO dan Co-Founder kitabisa.com mewakili Generasi Muda dan Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc. selaku Pendiri dan Pemimpin IWI.  Diharapkan dengan terselenggaranya berbagai acara pada World Water Day 2021 ini adanya perubahan pola pikir masyarakat dalam menghadapi krisis air bersih karena bila upaya atau perubahan itu tidak dilakukan dari sekarang maka krisis itu akan terus terjadi dan bukan tidak mungkin akan mengancam generasi yang akan datang.


IWI berharap pada kegiatan yang sepenuhnya melibatkan generasi muda selama 2 bulan ini dapat menjadi agen perubahan untuk membangun kesadaran bersama untuk menata masa depan dan menghadapi tantangan ke depan.  Semoga rangkaian kegiatan tersebut dapat menjadi pemicu pemikiran kritis dari para generasi muda agar dapat memahami persoalan lingkungan yang dihadapi, khususnya dalam manajemen sumber daya air.